Bismillah

Bismillah

Rabu, 15 Desember 2021

Siap, Mas Bos! Novel Romance Office Super Ringan untuk Dibaca

Assalamualaikum, teman-teman. Welcome back to my blog.

Ketagihan ulas karya karena seru baca cerita dari teman-teman, kali ini aku mau review novel dari mbak Sita, salah satu peserta Baper di Penerbit LovRinz. 

Yuk cuz cekidoott!

Deskripsi Buku

Judul : Siap, Mas Bos!

Penulis : Sita Resmi

Penerbit : LovRinz Publishing

Sampul resminya dicomot dari FB penulisnya langsung. Hehehe.

Sinopsis Cerita

Penulis mencantumkan genre slice of life dalam kisah ini. Untuk spoiler, aku kutipkan dari blurb novel satu ini, ya.

Nay seorang gadis tomboi yang mendadak feminim karena ulah sang Bunda yang memaksanya untuk bekerja di sebuah perusahaan ternama.

Selama berjalannya waktu gadis itu lebih menikmati pekerjaannya daripada penampilan, tidak sampai di situ, pertemuannya dengan sang atasan yang super duper galak membuatnya terus mengelus dada dan harus memiliki selusin kesabaran untuk menghadapinya.

Apakah Nay akan  berhasil menghadapi sang atasan atau sebaliknya?

Dari potongan kisah yang ditampilkan, sudah jelas akan terlihat konflik tentang atasan dan bawahan yang kemungkinan seru. Ditambah bumbu romansa, tentu kisah ini akan menyenangkan saat dibaca.

Membangun Karakter yang Kuat

Tokoh utamanya Nayara yang sering dipanggil Nay. Karakter yang ditampakkan penulis pada sosok Nay ini sangat kuat. Pribadi yang nggak gampang direndahkan oleh orang lain, tetapi juga punya sisi lemah takut naik lift. Karakter seperti ini masih sangat manusiawi, sehingga menurutku, penulis sudah cukup baik dalam eksekusi karakter tokoh utama sebagai sosok yang dominan dalam cerita.

Tokoh ke dua adalah Aga. Sosok bos di kantor Nay, yang punya karakter cool khas para eksekutif muda, tapi juga punya gengsi yang tinggi selayaknya para bos pada umumnya. Aga ini tipikalnya kaya Gu Jun Pyo di BBF itu, lho. Kaya, gantengnya kaya Suga BTS, tapi juga ada usil-usilnya dikit.

Lainnya adalah tokoh pelengkap yang mengisi kehidupan Nayya dan Aga. Mama, Papa, teman kantor, dan keponakan unyu si Aga bernama Kai. 

Catatan untuk Penulis

Aku ada beberapa catatan untuk penulis mengenai teknis berikut ini.

Untuk bagian pembuka, aku rasa penulis masih perlu belajar lebih banyak terkait showing untuk memaksimalkan kalimat pertama yang menggebrak. Bagian pembuka kalimat pertama adalah kunci untuk memancing rasa penasaran pembaca untuk terus setia pada kalimat yang dituliskan.

Penulis masih kecolongan dalam menuliskan kalimat panggilan Bunda. Karena menggunakan POV 3, seharusnya panggilan Bunda itu tidak terjadi. Hal ini jadi bocor POV. Sang ibu, bunda, ibunya bisa menjadi pilihan untuk menggantikan panggilan Bunda di dalam narasi, kecuali untuk percakapan Nay selanjutnya.

Penggunaan partikel di- juga belum tepat untuk beberapa kalimat. Aku menemukan banyak kesalahan dari Bagian Satu. Aku ambil salah satu contoh kalimat yang belum tepat berikut ini.

“Didalam hati Nayyara tidak mau mengecewakan Bundanya.”

Kalimat di atas bisa dibenarkan seperti ini, “Di (spasi) hati Nayyara(,) (ia) tidak mau mengecewakan (b)undanya.”

Penulis bisa mengecek ulang segala penempatan di- yang belum tepat. Rupanya ini terjadi pada semua part yang disajikan untuk dibaca. Jadi coba aku jelaskan secara singkat ya...

Penggunaan di- akan selalu dipisah jika bertemu dengan tempat, seperti di sekolah, di rumah, ke kafe, di hadapannya, di lantai dan lainnya.

Penggunaan di- akan selalu disambung dengan kata kerja, sehingga kata itu bisa dibuat menjadi bentuk aktif me- seperti dicium bukan di cium, dikejar bukan di kejar, diterima bukan di terima, diterkam, bukan di terkam. 

Kata ganti Anda juga luput diberi kapital oleh penulis. Anda adalah kata ganti ke dua, sehingga harus menggunakan kapital karena biasanya ini digunakan dalam sebuah percakapan dua orang. Karena beberapa kali kata ini dituliskan dengan huruf kecil, bisa kuasumsikan kalau penulis belum paham tentang hal ini. Its okay.  Penulis yang baik adalah penulis yang mau belajar terus. Aku pun masih terus belajar kok.

Selanjutnya, meski sudah terasa luwes dalam penyampaian kalimat, tapi terasa bahwa penulis masih kebingungan dalam merangkai kalimat yang efektif. Beberapa paragraf terkesan terlalu panjang, terlalu banyak koma, terlalu banyak serangan kata ganti -nya. Aku sih paham maksudnya, tetapi belum tentu dengan pembaca lainnya. Aku ambilkan contoh pada bagian awal cerita.

“Doa terbaik untuk putrinya, dan berharap lebih untuk kedua saudara Nayyara yang merantau jauh. Hanya Nayyara yang bisa diandalkan selama ini, walau dengan kehidupan pas-pasan gadis itu tidak pernah protes. Hari sudah mulai larut tapi Nayyara masih betah berada di teras, menselonjorkan kakinya yang terasa letih karena high heels yang dia kenakan pagi tadi. Efek yang luar biasa, andai tadi dia memakai pantofel mungkin tidak sampai seperti ini.”

Saran perbaikan untuk paragraf tersebut dari aku begini :

“Sang bunda memberikan doa terbaik untuk putrinya. Doa yang sama juga dipanjatkan untuk saudara Nayyara yang merantau jauh dari rumah. Selama ini, hanya Nayyara yang bisa diandalkan bundanya. Walaupun pas-pasan, gadis itu tidak pernah protes. (Ganti paragraf baru)

Hari sudah mulai larut, tapi Nayyara masih betah berada di teras, menyelonjorkan (huruf s ketemu me-, jadinya luluh, bukan menselonjorkan, tapi menyelonjorkan) kaki yang terasa letih karena heels yang dikenakannya. Rupanya, ia baru menyadari efek alas kaki itu setelah bekerja. (Dia berpikir) jika memakai sepatu pantofel, mungkin kakinya tak akan setelah itu.

Beberapa kali juga ketemu penempatan kata ‘tetapi, namun, tapi’ yang belum tepat.  Aku ambilkan contoh pada  Bab 7 di bawah ini.

“Salah satu contohnya ada Aga mengemudikan mobilnya dengan hati-hati, sikapnya kembali seperti semua. Tetapi ada yang berbeda.”

Kata negasi tetapi dan tapi, harusnya ada di tengah kalimat dengan penambahan koma (,) sebelumnya. Kata negasi Namun dan Akan Tetapi, ditempatkan pada awal kalimat.

Sehingga, saran perbaikan untuk kalimat di atas sebagai berikut :

“Salah satu contohnya ada Aga mengemudikan mobilnya dengan hati-hati, sikapnya kembali seperti semua. (Namun)(,)ada yang berbeda.”

Wuaah.. Gak kerasa nulis koreksi sepanjang ini. Hahhaa. Maapkan aku ya mbak penulis. Aku sudah detailkan untuk tiap bab di kolom komentar postingan di FB LovRinz and Friends, semoga bisa dipelajari lagi yaa.. Sama-sama belajar terus, karena penulis itu pembelajar sepanjang hayat, katanya.

Kesan untuk Novel Siap, Mas Bos!

Jika menafikan segala kesalahan teknis yang masih sangat bisa diperbaiki, aku cukup senang dengan selipan komedi tipis-tipis yang disajikan penulis. Tektoknya dapet aja gitu. Penulisnya pelawak apa bukan sih? Hahaha. Saat wawancara kerja juga ada humornya sekelebat. Ini tentu bagus. Semoga penulis bisa mempertahankannya.

Dari novel ini, aku melihat kalau penulisnya sudah cukup lama bergaul dengan kata-kata, meski terlihat pula kalau kurang diasah. Bahasanya nggak kaku, pilihan diksi dan dialog tag juga beragam. Jadi bacanya nggak bosan. Bagian teknis seperti yang udah kujabarkan di atas yang agak mengganggu, tapi overall masih bisa dimaafkan.

Penilaian Subjektif untuk Novel Siap, Mas Bos!

Novel Siap, Mas Bos! ini cukup ringan untuk mengisi waktu luang. Bahasanya pun nggak bertele-tele, meski kadang terlihat agak berputar-putar dalam penjabarannya. Seiring jam terbang yang tinggi, aku yakin penulis akan mampu  memperbaiki karyanya baik secara teknikal maupun konten. Menggunakan alur maju, penulis sudah bisa membawa novel ini dari perkenalan, konflik, dan eksekusi intrik dengan cukup baik. Kalau dikatakan pemula, maka penulis novel Siap, Mas Bos! ini adalah pemula yang punya modal baik untuk berkarya jadi novelis.

Untuk nilai, aku mau kasih nilai 6.9 dari 10. Temanya umum, sehingga siapa saja yang baca akan bisa merasa relate dengan materi konten yang sedang dibahas. Gak perlu banyak imajinasi saat membacanya. Good job.

The last but not least. Untuk menutup ulasan ini aku mau bilang sesuatu. Menulislah dengan suka cita. Menulislah dengan hati bahagia. Perkara teknis itu masih bisa diperbaiki, tapi jiwa seorang penulis adalah salah satu hal terbaik yang harus ada dalam dirimu kalau kamu benar-benar ingin kekal di dalam literasi.

Dari caranya bercerita, penulis bisa menyampaikan kegemarannya dalam berkisah, semangatnya, happy-nya, dan cerita mengalir dengan baik.

Terima kasih sudah hadirkan karya yang manis, ya, mbak Sita Resmi. Maaf hanya review alakadarnya. Soalnya aku juga masih belajar buat mengulas karya. Hehehe.



Banjarnegara, 15 Desember 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan komentar.... komentar dengan sopan... :D