Bismillah

Bismillah

Kamis, 14 Juni 2012

Puluhan Kuntum Mawarku


Harum puluhan kuntum mawar ini membuatku ingin mengharu biru
Meregangkan segenggam urat yang tegang
Mengubahnya menjadi senyuman

Puluhan kuntum mawar membawa ingatanku pada satu tanya
Sebuah hal yang tak kutahui jawabnya
Sebuah hal yang terlihat mustahil bila dipertanyakan
Saat tak ada yang percaya sudah waktunya maut tiba

Kuntum mawar yang berpuluh-puluh ini menuntunku
melenggang dalam lengang
Ketika rapuh menyerang tulang
Ketika rambut tak lagi hitam
Saat senja mulai tenggelam
Separuh kenangan memudar

Siapa yang akan menangisiku ketika aku mati?


Rabu, 13 Juni 2012

Tetapi Kita


Aku di sini. Kamu di sana. Kita tak bersama. Tetapi apa kita menikmati rintik hujan yang sama siang ini?
Kamu jauh. Aku juga jauh. Kita sama-sama jauh. Tetapi apa kita dapat rasakan hati yang dekat ini?
Aku ada. Kamu ada. Kita berdua ada. Tetapi apa kita sama dalam menyikapi keberadaan yang berbeda ini?

Ada Senja dalam Ingatan


Selalu saja
Senja menjadi memori tersendiri
Pastilah itu
Ingatan tentang senja di petang hari

Ingatanku mengabur menemani malam
Tentang senja yang luput dalam kenangan
Ada bias istimewa dalam pelangi
Yang akan mengapitkan rindu untuk seseorang esok hari

Jika saja bukan kau
Aku tak mau mengingat senja
Sebuah waktu yang menjadi tanda bahwa siang telah usaikan tugasnya
Sebentuk warna jingga dan kegelapan dini yang indah disapa

Ada senja dalam ingatan
Itulah yang ku tahu tentang kau.

Selasa, 12 Juni 2012

Jas Merah


Dua kata saja yang paling terkenal dari Bung Karno itu
Jangan sekali-kali melupakan sejarah
Itulah makna sebenarnya.

Kau yang sedang mengenakan jas merah
Membuatku ingat kata-kata Bung Karno itu
Kau yang sangat suka dengan jas merahmu
Terlihat tampan mengenakannya

Jas merah adalah sejarah
Awal mula perjumpaan kita
Dan kata-kata terkenal itu
Seolah menjadi mantra di hatiku
Agar aku tak melupakan sejarahku denganmu
Lewat jas merah itu
Jas merah yang sedang kau kenakan
Jas merah yang sangat kau sukai itu
Jas merah yang dapat diartikan jangan sekali-kali melupakan sejarah

Tapi andai aku sudah tahu bahwa bertahun-tahun ke depan
Kau tak lagi menyukai jas merah
Tapi andai aku telah tahu bahwa akhirnya
Kau melupakan sejarah tentang kita
Andai saja....

Bertahun-tahun setelah aku sadar
Jas merah tak akan berarti apa-apa lagi
Jas merah tak akan membuatku ingat padamu
Pada sejarah kita
Jas merah hanya akan mengingatkanku pada Bung Karno
Jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Minggu, 10 Juni 2012

Pertemuan dengan Hidup


Aku menghargai hidup
Seperti kumbang yang menghargai sari madu bunga
Aku mensyukuri hidup
Layaknya darah yang bergembira mengaliri seluruh tubuh
Aku menyayangi hidup
Sesayang orang tua yang mencurahkan perhatian pada anaknya
Aku mengagumi hidup
Seperti seorang penggemar pada idolanya

Aku tak mau mengutuk hidup
Karena hidup itu bukanlah kutukan
Aku tak ingin mencampakkan hidup
Karena dari hiduplah aku banyak belajar
Aku tak bosan menjalani hidup
Karena bila bosan maka aku tidak akan berkembang

Aku ingin selalu bersama hidup
Meski aku tahu,
Aku telah berjumpa hidup
Dan akhirnya aku akan berpisah dengan hidup
Jadi sekarang aku harus memaksimalkan kebersamaan dengan hidup
Agar aku tak menyesal bila aku berpisah dengannya.